Bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja? Jawaban terbaik haruslah dikembalikan pada persepsi tiap individu dalam memandang hidupnya sehari-hari. Tidak ada salahnya mereka tidak memiliki passion dan hanya bekerja untuk mendapatkan nafkah. Ada pula yang memiliki hasrat tertentu akan sebuah bidang dan menjalani hidupnya berdasarkan hal tersebut tanpa peduli besar kecil penghasilan yang didapat.
Berbicara mengenai pekerjaan, seseorang akan menjalani tahapan-tahapan
Uang juga merupakan salah satu alasan seseorang untuk bekerja dan menekuni bidang profesi tertentu. Adayang banting setir dari ilmu yang dikajinya selama bangku kuliah demi jumlahan gaji yang menjanjikan, adapula yang berhenti dari zona aman demi mengejar makna pekerjaan impian sesuai dengan asa dan cita-cita.
Hari ini, saya akan mengusung tema seputar pekerjaan.
Mulai dari langkah kecil seperti menghadapi wawancara kerja yang menurut sebagian orang adalah hal paling menakutkan sehingga membuat sulit tidur semalaman sebelum wawancara.
Wawancara kerja terkesan sepele dan singkat boleh dibilang, namun salah langkah akan mendatangkan penyesalan tertentu.
Dan layaknya jatuh cinta yang membutuhkan respon, seseorang harus segera move on dan kembali berjuang mencari pekerjaan lain dan menjalani wawancara berikutnya.
Kami juga mengangkat sejumlah pandangandari beberapa divisi Sumber Daya Manusia (HRD) dari sejumlah perusahaan ternamayang menaungi jumlah pekerja yangterbilang massal, salah satunya stasiun TV. Dengan mengetahui apa yang ada di benak mereka saat mewawancara seorang kandidat,
Anda bisa tahu bagaimana cara memberikan wawancara yang berkesan dan diterima bekerja.
Tidak dipungkiri, mencari pekerjaan semakin sulit setiap harinya, dan persaingan pun semakin tak terbendung. Niscaya dengan membaca liputan khusus yang akan disajikan seharian ini, Anda bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar